Bak Film : Tagar Khilafah Ajaran Islam dan Return The Khilafah Mengudara di Dunia Maya
April 15, 2018
12 jam sebelum tagar Khilafah Ajaran Islam dan Return The Khilafah mengudara di Dunia Maya, saya adalah seorang yang berusaha melawan kantuk setelah tidur beberapa jam. Perut lapar sedikit terobati oleh sate kambing buatan nenek. Yes, sang nenek di jam 01.00 dini hari menyalakan tungku untuk membuat sate kambing supaya cucunya bisa makan dan berpetualang di hari itu. Alasannya cuma satu, karena cuma ada daging kambing saat itu. :D
Lalu
semuanya terasa begitu cepat, tetiba saya sudah ada di mobil yang akan membawa
saya ke Pesantren Al-Hamidy Al-Islamiyah di Pasuruan. Lebih dari 3 jam
perjalanan dan hanya beberapa jam mendapat jatah tidur, membuat saya merem
melek di dalam mobil, alias sebentar tidur dan sebentar bangun.
Sebenarnya
banyak yang tidak tahu kalau kemarin adalah tanggal 27 Rajab merupakan Isra’
Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW. Kebanyakan orang akan tahu bahwa hari itu
adalah peringatan Isra’ Mi’raj karena kalender berwarna merah dan sudah ada
keterangannya.
Padahal
14 abad yang lalu Isra’ Mi’raj merupakan momen spesial bagi Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu nabi SAW menerima titah
kewajiban shalat serta pengukuhannya sebagai pemimpin di seluruh dunia. Hingga menjadikannya sebagai imam para nabi
dan rasul yang terdahulu.
Selain
itu, kecanggihan yang terlibat pada momen itu melampaui pemikiran pintar masa
depan. Apa maksudnya? Pada waktu itu, sang Rasul menggunakan alat transportasi
super kilat extra ekspress, Buroq. Kemudian menembus 7 (tujuh) lapis langit
hingga melihat 3 (tiga) sungai surga. Semuanya terjadi dalam 1 (satu) malam.
Udah deh, pikiran manusia kalo lawan kekuasaan Allah itu emang ga ada
apa-apanya, “remah-remah rengginang” aja masih enak. #Eh
Singkat
cerita, perjalanan saya ke Pasuruan memang akan menghadiri acara Isra’ Mi’raj
yang membahana badai. Special ga pake telor. Selain lokasinya yang ‘unik’,
berada di bumi Allah dengan hamparan sawah dan sungai yang mengalir, dan
sedikit tanjakan menghiasi. Membuat suasana asri semakin tercipta di hati,
meskipun terik matahari tak berhenti menyinari, seiring siang yang mengisi
ruang hari.
Eh
iya, Kyai yang merupakan tokoh dalam acara hari itu macam pendekar pilih
tanding di antara para jawara, karena sukses membuka pemikiran dan mengoreksi
pengetahuan yang terkelam. Terutama tentang yang sekarang tak boleh disebut
namanya : #KhilafahAjaranIslam. Padahal, menurut Gus Wahid, akibat tidak adanya
khilafah bisa membawa ke-berabe-an tingkat tinggi dalam berbagai bidang.
Misal,
di bidang pendidikan, sistemnya jadi pendidikan sekuler, artinya memisahkan
agama dari kehidupan. Adanya pelajaran agama jadi hanya ‘sekedar tahu’ saja. Di
bidang ekonomi, negara menerapkan sistem ekonomi kapitalisme-neoliberal. Di bidang
sosial, negara mengadopsi HAM Barat, sehingga zina dan LGBT dibiarkan dan tidak
dianggap kriminal.
Sehingga,
tidak salah bila Kyai Syamsudin Al Wahidah mengatakan bahwa dunia saat ini
sedang sakit, yang merasa bahwa dunia sekarang ini sedang baik-baik saja
hanyalah orang yang tidak waras. Dan satu-satunya obat untuk menyembuhkan sakit
tak tertahankan ini hanya dengan penerapan Islam secara Kaffah dalam bingkai
Khilafah, bukan bingkai pigura yess.
Eh
iya (2), ada banyak lagi Kyai yang menyampaikan ‘jurus’ –ceramah- jitunya, tapi
karena terik panas yang bergelora membuat saya yang fakir ilmu ini tidak
konsentrasi dan 2 (dua) kali memindahkan pantat demi mendapat sedikit naungan.
Ah, tak terbayang bila sudah tiba masa kita berjumpa di akhirat, bagaimana kita
akan bisa lari dari panas api neraka ya? Siapakah yang akan memberi naungan
pada kita nanti? Tiket ke surga ga ada yang murah sist, apalagi di jaman
sekarang. Beraaatt.. Kamu ga akan sanggup kalo hanya berdiam diri. Makanya
#YukNgaji :D
Setelah
acara (di dunia nyata) berakhir, arena pun berpindah ke dunia maya. Bak
potongan film office box, tagar #KhilafahAjaranIslam dan #ReturnTheKhilafah
jadi primadona alias trending topik numero uno. Emang ya, kalo namanya
kebenaran sulit banget untuk bisa dibendung. Secara, kebenaran Islam itu tak
akan pernah sama dengan air bah yang lebih mudah dibendung dengan membangun
waduk. Hihi
Perjalanan
kembali pulang ke Jember memakan waktu lebih lama, mungkin karena kebanyakan
hang out. Tapi begitu sampai rumah, laptop jadi lebih menggoda daripada kasur
yang memanggil. #Eh
Intinya
sih, kalo soal Islam itu hanya perkara “tak kenal maka tak sayang” kok. Maka
dari itu taaruf-lah. Dan yang namanya ta’aruf itu butuh orang ketiga loh say,
ga boleh asal main nyosor dan nyelonong aja. Orang ketiga kalo mau taaruf
dengan Islam, tidak lain dan tidak bukan adalah guru.
Jadi,
sudahkah kamu update status ig dan twitter kamu (kemarin dan) hari ini dengan
#KhilafahAjaranIslam dan #ReturnTheKhilafah ??
Jember,
28 Rajab 1439
Helmiyatul
Hidayati
5 comments
Assalamu'alaikum mb helmi... Semangat berkarya
ReplyDeletewaalaikumussalam.. terima kasihh..
DeleteI am coming back to your website for more soon.
ReplyDeleteVery good article post.
ReplyDeleteReally looking forward to read more. Really Cool.
ReplyDeleteSelamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)