RADIKAL
June 22, 2018
Banyak orang keki dengar kata Radikal. Apa pasal? Karena
kata itu sekarang identik dengan banyak hal berkonotasi negatif, gandengannya
pada serem, seperti terorisme, kekerasan, bom dll. Dari yang tua hingga muda,
dari yang pinter hingga yang ga tahu apa-apa, dan dari rakyat kecil hingga segelintir
rakyat dengan jabatan tinggi tak kalah kebagian keki dan grogi dengan kata ini.
Bahkan sampe ada yang bikin program-program DERADIKALISASI.
Ada apa dengan cinta? Eh salah, ada apa dengan radikal?
Sebenarnya, Radikal adalah kata yang memiliki sifat
netral. So, awalnya dia bukan sesuatu
yang jahat. Asal katanya adalah bahasa latin yang diambil dari kata radix yang
berarti akar. Bagi yang pernah sekolah di Farmasi macam saya, pasti tak asing
dengan istilah ini, di lab Farmakognosi ini adalah makanan sehari-hari: mengindentifikasi
simpilisia semacam Catharanthi Radix (Akar Tapak Dara), Deridis Radix (Akar
Tuba), Ipecacuanhae Radix (Akar Muntah), Valerianae Radix (Akar Valerian) dll.
Duh namanya bikin rindu masa SMA dan seperti merapal
mantra yaa.. Meskipun saya sudah lupa semua pelajaran itu. Tapi intinya radix
itu memiliki makna akar.
Kembali di masa sekarang, KBBI pun memberikan kurang
lebih 3 (tiga) makna yang (menurut saya) sejalan dengan kata asalnya (Bahasa
latin > akar) yaitu :
1.
Secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip)
2.
Amat keras menuntut perubahan (undang-undang,
pemerintahan)
3.
Maju dalam berpikir dan bertindak.
Istilah radikal adalah segala sesuatu yang sifatnya (1)
mendasar sampai ke akar-akarnya atau sampai kepada hal yang prinsip. Hal ini
dapat juga diartikan sebagai (3) sifat
maju dalam hal pola pikir atau tindakan.
Jadi, kalau radikal kemudian ditempel dengan Islam, maka
pengertiannya menjadi: orang Islam yang melaksanakan ajaran agamanya sesuai
prinsip ajaran Islam secara menyeluruh (sampai ke akar-akarnya). Tidak hanya
ikut-ikutan atau sekedar identitas di kartu pengenal (Islam KTP). Islam radikal
juga berarti adalah orang-orang Islam yang memiliki kemajuan dalam berpikir dan
melakukan tindakan.
Makna kedua, cocok dalam bidang politik. Dalam hal ini
radikal diartikan sebagai sikap keras dalam menuntut perubahan, apakah itu
perubahan dalam pemerintahan atau perubahan undang-undang. Jadi, politisi atau
siapapun yang menentang suatu kebijakan pemerintah dan menolak dengan keras
suatu kebijakan pemerintah, maka politisi itu bisa disebut Radikal. Tanpa memandang
ia bawa-bawa Islam apa tidak.
Radikal dalam
filsafat memiliki pengertian proses berpikir kompleks sampai ke akar-akarnya,
sampai ke esensi, hakikat atau subtansi yang dipikirkan. (Ali Mudhofir :
2001)
Radikal dalam
sejarah memiliki pengertian kelompok yang langsung mencari ke akar masalah,
mempertanyakan segalanya, mengamati masalah secara keseluruhan dan kemudian
membalikkan semua hal demi mencapai peradaban dan keadilan yang lebih baik.
(Muhidin M. Dahlan : 2000)
Radikal kini memiliki pesan negatif tidak lepas dari
pengaruh media yang seringkali menggunakan kata radikal ketika memberitakan
berita-berita kekerasan sehingga secara otomatis kita pun memaknai radikal
secara negatif pula.
Padahal kata radikal bermakna negatif hanya dalam bidang
kesehatan saja : radikal bebas. Pengertian radikal bebas adalah molekul dengan elektron tidak berpasangan. Dalam pencarian
mereka untuk menemukan elektron lain, mereka sangat reaktif dan menyebabkan
kerusakan pada molekul sekitarnya.
Asap rokok; polusi udara; radiasi UV; pestisida; obat-obatan;
olahraga berlebihan; radiasi; autoksidasi; oksidasi enzimatik dan respiratory
burst adalah contoh 10 radikal bebas berbahaya di sekitar kita.
Henry Kissinger, politisi senior US, mantan Asisten
President AS untuk urusan Keamanan Nasional tahun 1969-1975, pada November 2004
di koran Hindustan Times pernah menuliskan,
“What we call terrorism in the United States but which is really the uprising
of Radical Islam against the Secular World on behalf of reestablishing a sort
of Caliphate.” (Apa yang dinamakan terorisme di Amerika sebenarnya adalah
kebangkitan Islam Radikal terhadap dunia sekuler dan demokratis atas pendirian
kembali semacam kekhalifahan).
Jadi, istilah radikal menjadi kejam macam sekarang ini
sebenarnya adalah bentuk kepanikan pihak tertentu. George W. Bush pernah mengatakan dalam pidatonya, “Either
with us, or with terrorist.”
Pernyataan maksa ini memberikan pengertian, yang tidak
sejalan dengan Paman Sam, berarti dia teroris. Kan ga mikir banget! Haha
Celakanya, banyak orang, bahkan muslim pun termakan oleh
narasi ini. Jadilah kita takut-takut sendiri pada istilah radikal. Ketakutan itu
mulai menyasar berbagai lini, tak terkecuali di kampus, menyerang mahasiswa,
pula dosen. Mahasiswa diawasi, dosen di-nonaktivasi. Sehingga pantaslah bila ada yang mengatakan, “Kalau yang dimaksud Radikal
adalah semangat para mahasiswa untuk mengkaji Islam, mengamalkan Islam, dan
memperjuangkan Islam. Maka berarti kita sedang mengkhawatirkan sesuatu hal yang
POSITIF.”
Padahal radikal itu maksudnya ramah, terdidik dan
berakal. Dan cowok radikalis romantis itu adalah cowok idaman yang manis. #Loh
Jember, 22 Jun 18
Helmiyatul Hidayati
5 comments
Wih, baru tahu maksud sebenar-benarnya kata radikal di sini..
ReplyDeletehehehe
DeleteTapi kalau radikal secara pemikiran bagaimana mengontrolnya?
ReplyDeleteTulisan saya memang soal pemikiran mas. karena radikal memang tidak ada kaitannya dengan kekerasan. dari pemikiran akan membuat pemahaman dan tindakan akan berdasarkan pemahaman. :)
DeleteKalo beneran "radikal" ya bagus aja kan.. hehehe asal ga abal-abal.
Hi nice reading yyour blog
ReplyDeleteSelamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)