Belajar Decoupage di Pelatihan Pemberdayaan Bersama Alfamart
January 03, 2019
Zaman
sekarang kayanya hampir tidak mungkin kalau ada yang tidak tahu dengan
minimarket yaa.. di Indonesia sendiri keberadaan minimarket ini bejibun. Coba saja
ukur jalan di dekat rumah kita, sedikit-sedikit pasti akan kita temui itu
minimarket pada berbaris rapi kaya tentara lagi apel.
Keberadaan
minimarket ini bagi banyak orang memiliki makna tertentu, ada yang merasa “happy”
karena menjadi mudah dalam menemukan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Meskipun
ada juga yang merasa bahwa keberadaan minimarket ini mematikan usaha lokal yang
serupa misalnya toko kelontong, warung kopi dll.
Kebetulan
beberapa hari yang lalu atau tepatnya tanggal 26 Desember 2018, saya memiliki kesempatan
ikutan acara alias Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Khusus Perempuan yang
digagas oleh teman-teman dari Alfamart. Itu tuh salah satu minimarket terkenal
di Indonesiah tercintah.
Namanya
juga pelatihan, ada juga dong sesi prakteknya. Sesi yang digawangi oleh mbak
Mira Christina ini unik loh, yakni mengubah sesuatu yang ‘zero’ menjadi ‘hero’.
Maksudnya mengubah sampah menjadi sesuatu yang menghasilkan.
Iya
sampah itu kan udah ga ada nilainya, doi adalah barang-barang tidak terpakai
yang ga boleh ditumpuk, apalagi dikoleksi. Tapi oleh mbak Mira dari komunitas
Bank Sampah ini ternyata sesuatu yang tidak berharga itu bisa berubah menjadi
duit pemirsah.
Adalah
Decoupage yang waktu itu menjadi “materi kuliah” kita. Itulah pertama kalinya
saya tahu jenis kerajinan ini. Aslinya saya kurang terampil terhadap hal-hal
yang ‘keperempuan’, masak aja ga bisa gitu ya. Di sini kadang saya merasa
sedih.. (eh kok jadi curhat ya??)
Tapi
untungnya waktu itu saya ditemani oleh cowok ganteng, dan dia dengan senang
hati mengerjakan ‘tugas’ saya. Meskipun harus dengan bayaran di bawa maen ke
Mall sebelah. Hehe
Decoupage
sendiri adalah seni menghias dengan sebuah tissue. Ini juga pertama kalinya
saya tahu ada tissue bergambar, bikin sayang kalo buat nampung ingus. #Eh
Kebetulan
tissue bergambar ini kita tempel atau hias di atas sampah berupa kaset CD, yang
nantinya CD ini nanti bisa digunakan sebagai hiasan dinding atau gantungan yang
manis di rumah. Nah, kalo udah manis, maka diapun jadi memiliki harga jual,
bukan lagi sampah. Asyik kan??
Sebenarnya
kalo kita kreatif, teguh, ulet, rajin dan disiplin dari sampah pun kita bisa
mencari sumber penghasilan. Ini memberi kita pelajaran bahwa sebenarnya tidak
ada alasan untuk bermalas ria, apalagi buat cowok ya, dimana mencari nafkah untuk
keluarga merupakan kewajiban.
Beranjak
di sesi kedua, masih di Rollas Cafe pada waktu itu. Taufik Hidayanto dari
Alfamart membagikan info mengenai manajemen ritel modern ke pasar kelontong. Pada
sesi ini, beliau meluruskan bahwa persepsi masyarakat tentang ‘terbununhnya’
kios-kios kecil karena kehadiran mereka itu tidak benar.
Singkatnya
Alfamart memiliki semacam program ‘bedah warung’atau yang disebut Store Sales
Point yakni toko yang support kebutuhan barang melalui transaksi penjualan ke
member dengan harga khusus serta pembinaan pedagang mikro, kecil dan menengah
di sekitar toko Alfamart.
Jadi,
bukan hanya stasiun televisi atau pemerintah yang punya program bedah rumah buat
rakyat. Program bedah warung yang dilakukan oleh Alfamart ini bertujuan untuk membantu
kios-kios kecil agar lebih berdaya dan mampu bersaing dengan usaha ritel
lainnya.
Emang
sih kalo dipikir-pikir terkadang kios-kios kecil itu menjadi ‘tenggelam’ karena
beberapa hal. Misalnya karena pelayanannya kurang bagus baik dari segi
keramahan dan keahlian pegawai toko juga masalah jam buka. Ada toko yang kadang
buka, kadang juga tutup. Bahkan hingga tersedianya duit receh sebagai kembalian
itu kadang bisa menjadi penilaian tersendiri bagi pelanggan.
Di
sesi ketiga dan terkahir, bu Vina selaku Manager MD dari Alfamart menjelaskan
bahwa produk-produk UMKM sebenarnya banyak memiliki peluang untuk masuk
Alfamart. Alias kita diajak menjadi pemasok di Alfamart. Pas di sesi ini nih
saya kepikiran banget buat masukin produk Bross Pita-nya @hijabmalika_ kayanya
cucok. Huhu
Tapi
ya tentu ga semua barang bisa kita masukin Alfamart ya, karena mereka punya
syarat dan ketentuan yang berlaku, misalnya barang tersebut tidak boleh sama dengan
yang sudah ada di Alfamart, juga barang itu harus memiliki ketersediaan stok
yang aman dsb.
Akhirnya
acara itu pun berlalu dan berakhir dengan makan siang. Nasi gorang di cafe ini
enak loh, meskipun porsinya dikit sih, mungkin emang begitu kali ya kalo di
cafe, beda ma warung. Hehe Untunglah saya lagi masa diet, jadi ga merasa
kurang. #Halah
Btw,
Alfamart ini sering loh mengadakan acara seperti ini, kalo aku sih berharapnya
pelatihan kaya gini gak hanya khusus perempuan, boleh tuh buat cowok juga. Apalagi
kalo belum memiliki pekerjaan, siapa tahu bisa menjadi jalan mencari nafkah.
Perempuan??
Boleh aja dong berkarya, tapi tetap ingat bahwa hukum asal perempuan adalah ummun
wa rabbatul bait alias menjadi ibu sekaligus manajer keluarga.
Udah
gitu aja. J
Jember,
03 Jan 18
Helmiyatul
Hidayati
8 comments
mb helmi jangan diet, hihi... udh body goal😎.nice mb. baru tahu saya
ReplyDeletemb helmi jangan diet, hihi... udh body goal😎.nice mb. baru tahu saya
ReplyDeleteHabisnya mau program gemuk ga berhasil terus mbak, akhirnya saya diet dah wkwkwkwk
DeleteBarang bekas yang di daur ulang bisa juga jadi barang yang bernilai seni dan berharga ya. Kreatif banget!
ReplyDeleteho oh mbak
DeleteBros pita masuk Alfamart? Mungkin aja sih ya. Next, Alfamart bs kali jual fashion ya wkwk
ReplyDeletehehe soalnya aq pernah tahu di alfa mana gitu ada aksesorisnya mbak, waktu itu jepit rambut dan karet sih.. hehe
Deletesangat praktis dan mantap! 😂👍
ReplyDeleteSelamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)