Hijab Adalah Pilihan??
March 01, 2019
Selain
hijrah, trend sekarang adalah pakaian syar'i. Gamis (Jilbab) dan Khimar menjadi
barang yg lazim dijual di lapak online maupun offline.
Terlepas
dari orang yang menggunakannya karena ketaatan atau karena mengikuti trend
saja. Kebanyakan orang ketika mendengar kata "pakaian syar'i" /
"baju syar'i" akan tergambar di benaknya berupa gamis (jilbab - yang
menjulur ke seluruh tubuh) dan khimar (kerudung yang lebar-lebar menutup dada
atau bahkan lebih).
Sementara
bagi yang masih belum berupa pakaian di atas (misal celana ketat dan kaos tapi
berkerudung) tidak akan disebut berhijab syar'i.
Juga
bagi yang hanya menggunakan jilbab dan khimar di waktu2 tertentu, misal hanya
saat pergi ke kajian, kondangan, ke masjid namun berpakaian 'biasa' (tetap
berhijab) di luar waktu-waktu tertentu tsb, tidak jarang orang pun akan
mengatakan kurang lebih seperti ini, "Eh syar'i-nya kalo ngaji aja bla bla
bla"
Baca Pula : Yakin Kamu Tahu Jilbab itu Apa??
Seakan-akan
mau syar'i atau tidak itu pilihan, dan menyesuaikan situasi, kondisi,
toleransi, pandangan dan jangkauan. #Apasih 😂
Padahal
lawan kata syar'i (taat pada hukum Allah -dalam hal ini soal hijab-) adalah
maksiat loh 😳
Dalam
hal apapun, bila itu berkaitan dengan hukum syara' termasuk soal berpakaian
bagi muslimah akan mendapat pertentangan kaum pemikir liberal bin sekuleris
kolaborasi dengan mbak feminis yang sama sekali ga manis.
Dihembuskanlah
opini lembut nan syahdu,
"Hijabin
dulu hatinya, baru badannya.."
"Suka-suka
aku mau pake hijab atau ga, ini kan hidupku.. bla bla bla.."
"Munafik
tuh pake hijab tp kelakuan bejat. Mending gue, ga berhijab tapi jujur ga nusuk
dr belakang bla bla bla.."
Dan
sederet narasi racun berbalut madu lainnya.
Setan
memang paling jago dalam memainkan propaganda. Manipulasinya lebih halus
daripada sutra, lebih lembut dari bangsa lelembut. Perlahan-lahan diciptakan
narasi yang menggeser-geser banyak sekali hukum perbuatan di dalam Islam.
Tengok
saja LGBT, sesuatu hal yang haram kini mulai minta ‘dibolehkan’ dengan alasan
hak asasi manusia, seakan-akan yang menentang LGBT tidak menghargai hak asasi
manusia, dengan kata lain jelas-jelas menunjuk (monodong) syariat Islam yang jelas-jelas
mengharamkan LGBT.
Pun
soal hijab, akhirnya ia pun mulai digeser-geser hukumnya. Kewajiban yang
datangnya dari Allah untuk muslimah ini kini mulai menjadi ‘pilihan’ (mubah). Mau
berhijab silakan, mau tidak berhijab silakan. Mau berhijab sesuai tuntunan
Rasul silakan, mau berhijab sesuai tutorial online juga silakan.
Intinya, Freedom is Everything.
Sombong,
menjadi salah penyebab hal ini terjadi. Sombong bukan hanya soal merendahkan
orang lain, namun juga tidak mengakui kebenaran bahwa manusia tidak lebih dari
seorang hamba (budak) ciptaan Allah SWT. Dimana taat, tunduk dan patuh pada-Nya
adalah suatu keharusan.
Manusia
yang sombong tidak mau mengakui bahwa dirinya lemah, terbatas dan bergantung
kepada sesuatu yang lain. Tidak mau mengakui bahwa manusia itu hidup butuh
Allah dan butuh pengaturan Allah. Termasuk dalam soal berpakaian.
Bahkan
manusia yang sombong tidak menyadari bahwa dia tidak mengenal dirinya sendiri,
karena dia tidak bisa menciptakan dirinya sendiri. Yang mengenal kita tentu
saja adalah Dzat yang sama yang menciptakan kita, karena itu segala pengaturan
darinya adalah yang paling sesuai dengan kita. Termasuk soal berpakaian.
Tapi,
ada juga sih yang berpendapat bahwa hijab untuk muslimah itu adalah pilihan. Dan
saya setuju dengan Syekh satu ini. Simak deh.. J
0 comments
Selamat datang! Berikan komentar yang nyaman dan semoga harimu menyenangkan :)